Minggu, 19 Februari 2012

Polisi New York Pantau Mahasiswa Muslim

Oleh: Nurdin - 19/02/2012 - 14:44 WIB
NEW YORK, ACEHKITA.COM – Kepolisian New York dilaporkan memantau mahasiswa Muslim di kampus-kampus luar kota, termasuk perguruan tinggi elit Ivy League of Yale and University of Pennsylvania.
Menurut kantor berita The Associated Press, polisi New York telah berbicara dengan pihak berwenang lokal tentang aktifitas profesor-profesor di kampus yang jauhnya 480 kilometer dari New York di Buffalo dan mengirim agen rahasia untuk mencatat nama-nama mahasiswa sehingga menjadi dokumen polisi megenai berapa kali mereka berdoa dalam sehari.
“Para detektif juga mempreteli website mahasiswa Muslim setiap hari. Meski dosen dan mahasiswa tak pernah dituduh melakukan kesalahan, tetapi nama mereka dicatat dalam laporan yang khusus disiapkan untuk Komisaris Polisi Raymond Kelly,” lapor AP.
Ditanya alasan pemantauan itu, jurubciara polisi New York Paul Browne memperlihatkan daftar 12 orang yang ditangkap atau didakwa atas tuduhan terorisme di AS dan luar negeri yang dituding pernah jadi anggota organisasi mahasiswa Muslim. Polisi New York menyebutnya sebagai MSA.
Jesse Morton yang bulan lalu mengaku bersalah atas posting ancaman online terhadap pembuat acara animasi “South Park” di televisi disebutkan pernah berusaha merekrut pengikut dari Universitas Stony Brook di Long Island, kata Browne.
“Hasilnya, Kepolisian News York dianggap bijak melakukan tindakan yang lebih baik dalam menangani MSA, kata Browne, seraya menambahkan bahwa polisi juga memantau website mahasiswa dan informasi publik yang tersedia, tapi hal itu tidak dilakukan pada kurun waktu 2006 dan 2007.
“Menurut saya, tindakan ini jelas pelanggaran terhadap hak-hak sipil,” kata Tanweer Hag, pemimpin Organisasi Mahasiswa Muslim di Syracuse. “Tidak ada seorang pun ingin masuk ke daftar FBI atau Kepolisian New York atau apapun. Mahasiswa Muslim ingin memiliki hidup mereka sendiri, privasinya dihormati dan menikmati kebebasan yang sama seperti warga negara lain.”
Dalam beberapa bulan terakhir, AP berhasil mengungkapkan program rahasia Kepolisian New York dengan bantuan CIA untuk memantau aktivitas Muslim di mana mereka makan, berbelanja dan tempat ibadah.
AP juga menerbitkan rincian bagaimana polisi menyamar di tempat-tempat perkumpulan mahasiswa Muslim di berbagai perguruan tinggi, suatu langkah yang menimbulkan kemarahan kelompok mahasiswa.[]

Selasa, 07 Februari 2012

AS Tutup Kedutaannya di Suriah

Laporan wartawan Samuel Febriyanto

TRIBUNNEWS.COM
-
Takut warganya menjadi korban konflik berdarah di Suriah, Pemerintah Amerika Serikat (AS), menutup Kedutaan Besar mereka, dan menarik seluruh pegawainya.

Menurut
juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Victoria Nuland, pihaknya telah mengevakuasi 17 karyawan Kantor Kedutaan Besar, termasuk Duta Besar Robert Ford, dari Suriah. Para karyawan menurut pejabat itu dievakuasi melalui jalur udara, sementara Duta Besar Robert, dievakuasi melalui jalur darat menuju Yordania.

Suriah, menurutnya telah diinformasikan mengenai langkah tersebut setelah seluruh pegawai kedutaan telah dievakuasi ke luar negara tersebut.

"Lonjakan kekerasan terakhir, termasuk pengeboman di Damaskus  (Ibukota Suriah), pada 23 Desember 2011 dan 6 Januari 2012, telah menimbulkan kekhawatiran serius bahwa kedutaan kita tidak terlindungi dari serangan bersenjata," tutur Victoria, seperti dikutip dari CNN, Selasa (7/2/2012).

"Kami, menyampaikan keprihatinan keamanan kami kepada Pemerintah Suriah, karena rezim telah gagal untuk merespon secara memadai," lanjutnya.

Kendati demikian Robert, akan tetap menjadi Duta Besar AS untuk Suriah, dan menunaikan tugas pekerjaanya dari Yordania. "
Sebagai perwakilan Presiden AS di Suriah, dia akan melanjutkan pekerjaannya dan sebagai kepala tim Suriah, Duta Besar Robert, bersama dengan pejabat senior AS, akan mempertahankan hubungan dengan oposisi Suriah dan melanjutkan upaya damai transisi politik damai, dimana rakyat Suriah telah begitu mengusahakannya," lanjutnya.
Konflik politik di Suriah yang sudah berlangsung sejak Maret 2011, telah menyisakan ribuan orang tewas, akibat tindakan represif aparat berwenang Suriah. PBB memperkirakan jumlah korban tewas mencapai sedikitnya 5.000 orang.Di Senin (30/1/2012) kemarin, hanya dalam sehari, sebanyak 95 orang rakyat Suriah tewas, di kota Homs dan Damaskus diduga akibat tindakan represif otoritas Suriah. (cnn)

Sumber: http://www.tribunnews.com